Tria Farizah yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Divisi Mading terpilih sebagai Pimpinan Umum PERSLIMA periode kepengurusan 2017–2018. Mahasiswa yang akrab dipanggil Tria ini akhirnya terpilih sebagai Pimpinan Umum pada agenda rutin tahunan MPPL di UPI Kampus Cibiru Senin, 30 Januari 2017 lalu. Ketika selesai membahas mengenai AD/ART, GBTK, LPJ lalu setelah itu barulah masuk ke agenda utama yaitu pemilihan Pimpinan Umum. Pada saat musyawarah terdapat fraksi kanan dan fraksi kiri yang mengusulkan beberapa calon, di antaranya yaitu Tria Farizah, Rifa Wulan Sari, Indi Nursyifa dan Loura Handayani.
Saat dirinya diumumkan sebagai Pimpinan Umum PERSLIMA 2017, Tria mengaku sangat terkejut karena memang sebelumnya tidak ada sama sekali niatan untuk menjadi seorang Pimpinan Umum. “Perasaannya itu kaget banget, karena saya itu bukan tipe orang yang bisa mengoordinir orang banyak. Cuman di sini saya kembali lagi kan udah disemangatin sama adik–adik, sama Rifa, Loura, sama Indi. Bahwa ini tuh amanah yang gak akan salah, Insya Allah amin. Semoga bisa dijalani dengan ikhlas dan saya juga gak ada kemauan sebagai pimpum untuk urusan pribadi yang ingin dicapai, tapi semata mata saya menjadi pimpum itu untuk memfasilitasi anggota PERSLIMA untuk mengembangkan bakat–bakat dan minat mereka itu aja,” ujarnya ramah saat ditemui di UPI Kampus Cibiru (16/02/17) dan ditanya mengenai perasaannya setelah terpilih menjadi Pimpinan Umum PERSLIMA 2017.
Walaupun ia pada awalnya terkejut dan tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang Pimpum PERSLIMA, dirinya tetap memikirkan masa depan PERSLIMA bagaimana agar dengan waktu yang singkat ia dapat berupaya untuk memajukan program kerja di PERSLIMA itu sendiri. Baginya, berkomunikasi dengan koordinator di setiap divisi merupakan hal yang paling penting, di mana setiap harinya ia memantau apakah ada kesulitan yang dialami atau tidak. Juga, apabila ada suatu program kerja yang mengalami hambatan, solusi yang paling tepat adalah dengan mengganti program dengan program lain yang tidak terlalu rumit dari sebelumnya.
Dalam setiap UKM/ORMAWA, kontribusi setiap anggota memang hal yang paling dibutuhkan. Karena jika tidak ada kontribusi, apalah arti dari UKM/ORMAWA tersebut. Hal ini pun sudah sangat dipikirkan olehnya. Tentunya, kontribusi setiap anggota bergantung pada komunikasi dan rasa nyaman di dalam PERSLIMA. Suatu tantangan tersendiri memang, mempertahankan 51 orang anggota yang terdiri dari anggota aktif dan anggota muda saat ini. ”Itu sepertinya sederhana tapi jujur saja itu hal yang paling saya takutkan, saya berharap 51 orang ini bertahan dan itu menjadi tantangan untuk saya bagaimana mempertahankan 51 orang itu,” ucap wanita berkacamata ini. Selain terfasilitasinya pelatihan per divisi, ia ingin mengadakan hari pengakraban diri untuk setiap anggota yang merupakan program kerja dari divisi kaderisasi yang bernama “Sokrab.” Sayangnya, di kepengurusan sebelumnya hal tersebut sulit terlaksana. Oleh karena itu, ia ingin setidaknya dua kali dalam kepengurusannya melaksanakan pengakraban antar anggota dalam wadah kegiatan “Sokrab” ini.
Ketika disinggung mengenai cara meningkatkan produktivitas setiap anggota, ia sedikit berkaca mengenai kontribusinya tahun lalu, yang dirasanya kurang maksimal. Sehingga pada saat itu dirinya belum menghasilkan produk yang memuaskan. Ia pun berpesan mengenai persoalan ini “Sekarang saya ingin untuk meningkatkan produktivitas itu dengan menyadarkan para anggota PERSLIMA, bahwa produk yang telah mereka buat untuk PERSLIMA kembali lagi untuk mereka sendiri, bermanfaat untuk mereka sendiri, terus mengadakan latihan rutin bersama divisi masing-masing.” Dirinya pun sangat terbuka apabila ada anggota yang ingin mendapatkan bimbingan mengenai cara editing video, fotografi, ataupun kepenulisan. Intinya, saat ini ia tengah berfokus pada produk yang dapat dihasilkan oleh setiap anggota PERSLIMA.