Bandung, 24 Agustus 2019, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru telah mengadakan Seminar Nasional Ekopedagogik yang bertemakan “Refilosofi Etika Lingkungan untuk Membangun Pendidikan Masa Depan.” Seminar yang diselenggarakan di gedung Graha Wirakarya Ciparay Kabupaten Bandung ini diikuti oleh 298 mahasiswa PGSD dan PGPAUD serta 25 dosen beserta tamu undangan. Pemateri yang dihadirkan antara lain Ir. Helmi Basalamah, MM., Dr. Phil. Reza A. A Wattimena, S.S., M. Hum, dan Ir. Eddy Sofyan Darmaji. Seminar Nasional Ekopedagogik ini merupakan kegiatan setelah KKN mahasiswa UPI Kampus Cibiru berakhir.
“Latar belakang diadakannya seminar ini sendiri bermula dari kondisi sungai Citarum yang masih dinobatkan sebagai salah satu sungai tercemar di dunia. Kami sebagai calon pendidik diharapkan mampu mengubah etika, perilaku, dan mindset untuk lebih menjaga lingkungan.” ujar Arif Sarifudin selaku ketua pelaksana Seminar Nasional Ekopedagogik tahun 2019. Hal tersebut juga selaras dengan ungkapan Dr. H. Dede Margo Irianto, M.Pd. selaku wakil direktur UPI Kampus Cibiru. Beliau mengungkapkan bahwa saat ini terjadi penurunan kualitas lingkungan yang terus-menerus, sistematis, dan masif sehingga memerlukan aksi bersama yang disertai penanaman sikap. Tujuan dari Seminar Ekopedagogik ini adalah untuk memperkenalkan kepada mahasiswa serta praktisi pendidikan, khususnya para guru, agar lebih peduli terhadap lingkungan, mampu menanamkan nilai cinta terhadap lingkungan, serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
Ir. Eddy Sofyan Darmaji, selaku perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, mengatakan bahwa “Manusia telah Allah titipkan sebagai khalifah di muka bumi.” Jika kita membicarakan lingkungan, hal ini sama seperti berbicara tentang diri kita sendiri karena lingkungan merupakan cerminan dari peradaban manusia. Peradaban manusia memiliki beberapa aspek pendukung, sehingga menyelesaikan masalah Citarum ini tentu membutuhkan beberapa disiplin ilmu dan kolaborasi yang baik dari pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa. Dalam rangka mengatasi permasalahan Citarum, program Sabilulungan telah diterapkan di Kabupaten Bandung. Program ini mewajibkan setiap rumah memiliki dua Lubang Cerdas Organik (LCO) di mana sampah organik yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk kompos dan satu pohon kesayangan. Untuk sampah anorganik, masyarakat diwajibkan mengikuti program bank sampah. Output yang diharapkan dari gerakan ini adalah salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Kita semua berharap dengan diselenggarakannya Seminar Nasional Ekopedagogik ini, kita dapat berkontribusi langsung dalam rangka mencegah penurunan kualitas lingkungan. Karena sekecil apapun tindakan positif yang kita lakukan, kita telah menyelamatkan lingkungan sekitar.