Aksi peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret bertujuan untuk mengampanyekan pentingnya memperjuangkan hak-hak perempuan. Pada aksi yang dilaksanakan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat (8/3/2021), berbagai organisasi, antara lain GirlUp, Simpulpuan, Gerak Perempuan, serta kelompok lainnya, turut hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Salah satu organisasi yang berpartisipasi, yaitu Simpulpuan, mengangkat tema “Kapitalisme adalah Pandemi, Persatuan Perempuan Tertindas adalah Solusi.” Dalam konferensi pers yang diselenggarakan, diungkapkan beberapa tuntutan yang menjadi fokus organisasi tersebut, meliputi:
- Mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Kekerasan Seksual (RUU PKS).
- Mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (RUU PPRT).
- Mencabut Undang-Undang Cipta Kerja.
- Menghentikan kriminalisasi aktivis buruh perempuan.
- Membebaskan aktivis buruh, Aan Aminah, tanpa syarat.
- Menghentikan segala bentuk pengambilalihan lahan atas nama pembangunan.
- Menarik pasukan militer dari wilayah Papua.
- Melawan kekerasan berbasis gender online.
- Menghentikan sistem Outsourcing dan menghapuskan sistem magang.
- Menolak Otonomi Khusus (OTSUS) di Papua.
- Melindungi hak-hak masyarakat adat.
- Menghentikan kudeta militer di Myanmar.
- Menghentikan eksploitasi terhadap sumber daya alam.
- Mewujudkan akses kesehatan yang merata untuk semua.
- Merealisasikan reforma agraria dan menghentikan sertifikasi lahan yang membebankan rakyat dengan hutang.
- Mengusut tuntas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu.
- Memproses secara hukum para jenderal yang terlibat dalam pelanggaran HAM.
- Menghentikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
- Memberikan perlindungan terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan.
- Memberhentikan akademisi yang melakukan pelecehan seksual.
- Membuka akses bagi jurnalis untuk meliput di Papua.
- Menciptakan lingkungan aman di institusi akademik.
Armelin, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjajaran, ikut serta dalam aksi peringatan Hari Perempuan Internasional 2021. Ia menyampaikan, “walaupun cuman memperingati, kita membuat teman-teman yang ada di sini terutama yang ikut demo atau yang mendengarkan juga, bisa lebih aware terhadap hak-hak perempuan dan memang seharusnya masih bisa dibela.”
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Nitasya, salah satu anggota Gerak Perempuan, yang mengatakan, “penindasan yang terjadi terhadap perempuan dan kawan-kawan minoritas seksual itu ada dan nyata, setiap hari seperti itu, jadi saat inilah waktunya dan mau kayak gitu meskipun peringatan 1 tahun sekali tapi praktik-praktik untuk melawan tersebut haruslah kita lakukan di keseharian kita dari hal-hal sederhana.”
Penulis: Dhiyah, Ami, Agnia
Redaktur: Syarifah