Berita Nasional

Peresmian West Java Festival, Launching Smiling West Java dan Rumah Edukasi Anti Narkoba

Peresmian West Java Festival, Launching Smiling West Java dan Rumah Edukasi Anti Narkoba

Pada tanggal 2 November 2019, West Java Festival secara resmi dibuka di Gedung Sate oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil, atau yang akrab dipanggil Kang Emil. Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. West Java Festival merupakan penutupan dari perayaan ulang tahun Jawa Barat yang diisi dengan acara West Java Festival selama tiga hari. Pada saat peresmian, tampilan Pencak Silat dari Betawi menyambut para tamu. Menurut Kang Emil, Jawa Barat terbagi menjadi tiga zona budaya, dengan budaya Betawian, Cirebonan, dan Priangan yang menjadi penampilan utama dalam acara tersebut.

Perayaan keberagaman Jawa Barat antara lain dirayakan melalui West Java Festival selama tiga hari yang menampilkan berbagai aspek budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat Jawa Barat juara lahir batin. Pada acara tersebut, Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengadakan program makan ikan dan rumah edukasi yang diselenggarakan oleh BNN. Edhy Prabowo berkomitmen mendukung program sektor perikanan dan kelautan Jawa Barat.

“Jawa Barat sendiri dalam sektor perairan mempunyai Danau, Waduk dari Ciguling, Cirata sampai Situ Patenggang yang merupakan peluang untuk menyampaikan pekerjaan dan tempat untuk menambah pendapatan. Jika ini dapat dilakukan dengan serius Jawa Barat akan lebih unggul di sektor ini”, ujar Edhy Prabowo.

Setelah acara peresmian, West Java Festival dilanjutkan dengan parade budaya dari beberapa daerah, termasuk Samarinda, Jakarta, Kalimantan Timur dan beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat seperti Sukabumi, Cianjur, Cimahi, Bandung Barat, Cirebon, Indramayu, Karawang, Depok, Bogor, dan Garut.

Selain West Java Festival, pada hari yang sama juga diadakan peluncuran aplikasi Smiling West Java di Gedung Sate Kota Bandung. Aplikasi ini dirilis untuk menjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi Pariwisata dengan harapan semua orang di Jawa Barat tampil dengan sikap positif dan selalu tersenyum. Sebagai Gubernur Jawa Barat, Kang Emil melaporkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan tiap tahun ke Jawa Barat hampir mencapai 60 juta, dengan mayoritas 80% adalah wisatawan domestik dan sebagian besar berasal dari Jakarta yang biasanya berlibur di wilayah Bogor dan Bandung.

“Terdapat tiga jenis strategi, pariwisata tipe satu adalah memperbaiki akses ke puncak gunung, akses ke air terjun, akses ke pantai dan lain-lain. Yang kedua adalah membuat destinasi danau-danau yang biasa-biasa menjadi destinasi danau yang luar biasa seperti Situ Bagendit, Situ Ciburuy, dan lain-lain akan terus diperbaiki. Kemudian tipe ketiga adalah kawasan ekonomi khusus, seperti di Pangandaran, Sukabumi, Jatiluhur, sebagai kawasan ekonomi khusus karena pariwisata ini multiplayer efeknya sangat luar biasa. Orang yang tidak memiliki keahlian bisa menjadi tukang parkir, bisa membantu di restoran, memiliki uang sedikit bisa memiliki warung, kreatif sedikit bisa bisnis online, memiliki mobil bisa transportasi, memiliki uang besar jadi pengusaha hotel, semuanya bisa dalam rentang pariwisata,” ujar Kang Emil.

Dalam pariwisata juga sangat berhubungan dengan kelautan, fokus pada Pangandaran sebagai primadona Jawa Barat dalam 5 tahun ke depan untuk bisa menjadi pantai. Tahun ini 80 miliar rupiah dibelanjakan ke Pangandaran untuk memperbaiki trotoar yang pasirnya selah pantai, lalu breakwater agar ketika berenang di Pangandaran tidak terkena ombak-ombak yang terlalu besar. Kemudian memasang toilet-toilet di pasirnya sehingga tidak perlu menyeberang jalan. Tahun depan Bandara akan diperpanjang sehingga nanti akan ada pesawat yang dari Jakarta langsung ke Pangandaran. Yang biasanya menghabiskan waktu 6-7 jam, cukup hanya 40 menit termasuk dari Husein ke Pangandaran. Selain Pangandaran, terdapat 27 wilayah lainnya yang menghabiskan setengah triliun rupiah untuk memperbaiki perekonomian pariwisata. Pariwisata sendiri terbagi atas wisata alam, seperti jalan-jalan ke gunung, dan wisata kota, seperti jalan-jalan ke kota Cirebon, Bandung untuk melihat sejarah kota tersebut.

Sabtu, 2 November 2019 juga menjadi hari di mana Rumah Edukasi Anti Narkoba diluncurkan. Peluncuran ini diadakan di Gedung Sate Kota Bandung bersamaan dengan peluncuran Smiling West Java. Salah satu pemenang dari lomba logo Rumah Edukasi Anti Narkoba ini adalah Rida Risjayanti. Tujuan dibukanya Rumah Edukasi Anti Narkoba ini adalah untuk pencegahan narkoba yang dilakukan mulai dari rumah.

BNN tahun ini berfokus pada Jawa Barat, karena Jawa Barat merupakan wilayah dengan penduduk paling banyak di Indonesia. Sehingga preferensi yang diambil akan lebih berpengaruh terhadap preferensi penggunaan narkoba di Indonesia. Sehingga tahun ini BNN fokus pada menemukan kegiatan-kegiatan di Jawa Barat, salah satunya dengan membuka Rumah Edukasi ini. Di mana Rumah Edukasi ini memberikan informasi bahwa penyebaran narkoba dapat dimulai dari rumah, sehingga rumah merupakan benteng pertahanan kita terhadap pengaruh narkoba. Sebagai contoh, ketika berkumpul di rumah untuk makan, disarankan untuk meninggalkan ponsel dan tidak meletakkannya di meja makan sehingga kualitas hubungan di rumah semakin baik. Rumah Edukasi ini juga dijadikan rumah yang ramah terhadap anak-anak dan pemuda. Harapannya, diadakannya Rumah Edukasi Anti Narkoba ini tidak hanya untuk Jawa Barat, tetapi juga untuk wilayah lainnya.